Sunday, May 23, 2010

GEREJA KAUM MUDA

HARI RAYA PENTEKOSTA

Ada seorang teman yang berbagi suatu pengakuan, katanya, waktu dia masih anak remaja, dia suka bangun pagi-pagi kalau hari Minggu, kemudian ia masuk ke kamar orang tuanya dan mematikan weker supaya mereka tidak bisa bangun “on time.” Maka kalau mereka ketiduran, berarti keluarga tidak jadi ke gereja karena sudah terlambat! Jelas bahwa teman saya (pada saat itu) bukan tipe anak muda yang suka, apalagi rajin, ke gereja tiap hari Minggu. Herannya, strateginya itu seringkali berhasil!

Di dalam umur yang muda itu, pergi ke gereja bukanlah sesuatu yang penting bagi dia. Dan seperti yang dia katakan, kalau dia ingat “kenakalannya” itu, dia menyadari bahwa sikap tersebut disebabkan suatu perasaan bahwa apa yang terjadi di dalam gereja mempunyai hanya sedikit, atau bahkan sama sekali tidak ada pengaruh dalam hidupnya sehari-hari!

Sebenarnya pengalaman masa remaja teman saya itu bukan sesuatu yang unik. Banyak anak-anak yang dibesarkan dan dibiasakan rajin ikut ke gereja tiap minggu mempunyai pengalaman yang hampir sama. Banyak anak-muda yang sudah bertahun-tahun ikut kegiatan-kegiatan gereja namun imannya bukan sesuatu yang “masuk” dalam identitas dan hidupannya. Anak-anak muda yang mengaku sebagai Katolik yang sejati belum tentu dapat memperlihatkan bukti bahwa iman Katoliknya itu sungguh menjadi pedoman hidupnya. Dengan kata lain, anak-anak muda seperti itu tidak merasa “memiliki” Gereja, dan bahkan tidak merasa bagian daripada Gereja. Gereja itu bukan Gereja mereka. Gereja adalah Gereja orang tua mereka.

Anak-anak muda terkasih yang sedang membaca renungan ini, apakah kamu mengalami hal yang sama? Apakah kamu memandang agama, iman dan gereja sebagai urusan orang tua saja? Apakah kamu merasa bahwa pelajaran agama di sekolah dan katekismus atau homili di gereja tidak mempengaruhi pilihan-pilihan kamu dalam hidup sehari-hari? Seharusnya tidak seperti itu!

Pada Hari Raya Pentekosta, dengan cara yang luar biasa, para Rasul dan murid-murid Kristus dicurahi Roh Kudus, dan dengan kuasa Allah mereka dapat mewartakan Sabda-Nya dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang yang hadir pada saat itu (Kis 2:1-12). Gereja Kristus telah lahir! Dan pada peristiwa yang dahsyat itu, Petrus menyatakan sesuatu yang sangat penting, “Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita" (Kis 2:39).

Janji apakah yang dimaksud? Janji tentang Gereja dan kepemimpinan-Nya, janji tentang pengampunan dosa dan keselamatan, janji tentang perutusan Sang Penolong, yakni Roh Kudus. Janji itu adalah untuk mereka (orang tua) dan anak-anak mereka. Gereja Kristus bukan hanya untuk orang tua kamu. Tuhan menghendaki Gereja-Nya menjadi Gereja kamu juga!

Jadi pintu Gereja terbuka juga untuk Kaum Muda. Namun kamu harus mengambil keputusan mau atau tidak menerima kesempatan yang Tuhan berikan kepada kamu. Apakah kamu mau menjadikan Gereja Kristus itu Gereja kamu juga? Apakah kamu mau mendengarkan, mempelajari dan menerima ajaran-ajaran Gereja agar prinsip-prinsip dan nilai-nilai itulah yang menjadi pedoman hidup kamu? Menanggapi dan menerima semuanya itu berarti kamu bukan lagi hanya anggota Gereja, tetapi juga mulai “memiliki” Gereja. Yesus mengutus Roh Kudus sesuai dengan janji-Nya, dan Dia tidak pernah merencanakan bahwa Gereja-Nya itu khusus hanya untuk orang tua kamu. Yesus ingin agar Gereja itu juga untuk kamu... Gereja Kaum Muda. (Romo Noel SDB)

No comments:

Post a Comment