Wednesday, April 28, 2010

AGAPE DAN PHILIA

MINGGU PASKAH III Kis 5:27-32, 40-4 Wahyu 5:11-14 Yohanes 21:1-19

Kita biasanya mengkaitkan tiga kali pertanyaan kepada Petrus dengan tiga kali penyangkalannya terhadap Yesus! Penafsiran seperti itu memang bagus juga, tapi ada sesuatu yang lebih menarik lagi. Dalam Bahasa Indonesia, pada saat Yesus bertanya Apakah engkau MENGASIHI Aku? dan Petrus menjawab Ya Tuhan, aku MENGASIHI Engkau, sepertinya semuanya baik-baik saja. Tapi dalam Bahasa Yunaninya, Petrus dan Yesus sebenarnya berbicara dari dua level yang berbeda!

Di dalam versi bahasa Yunani, ada tiga kata yang berbeda yang dapat digunakan untuk kata “cinta.” Yang pertama adalah eros, yang berarti cinta yang sensual atau erotis. Macam cinta ini berdasarkan perasaan dan emosi. Kemudian ada philia, yang berarti cinta pada sesuatu atau seseorang yang menyenangkan atau mengagumkan, seperti cinta kepada orangtua atau sahabat, kagum pada seorang pahlawan atau senang pada suatu karya seni. Macam cinta ini berdasarkan pikiran dan logika. Yang terakhir adalah agape, yang berarti cinta sejati yang rela berkorban demi orang lain, termasuk mereka yang tidak disukai dan tidak menyenangkan! Macam cinta ini tanpa syarat dan berdasarkan kehendak. Mengasihi dengan cinta agape berarti mengambil keputusan untuk rela berkorban demi kekasih! Inilah macam cinta yang Yesus menaruh pada kita saat Dia mengambil keputusan untuk menggantikan kita di salib dan menyerahkan nyawa-Nya demi kita, orang-orang berdosa!

Kembali ke Injil, sangat menarik percakapan di antara Yesus dan Petrus. Untuk pertama kalinya, Yesus bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau AGAPE Aku?” (Apakah engkau mengasihi Aku dengan cinta yang rela berkorban sampai mati?) Petrus sudah belajar dari pengalamannya. Dia begitu sadar akan dosa dan ketidak-setiaannya. Maka ia menjawab, “Ya Tuhan, aku PHILIA Engkau.” (Ya Tuhan, aku sungguh mengagumi-Mu... tapi aku gagal mengasihi Engkau dengan cinta yang setia dan sejati.) Jadi Yesus bertanya untuk kedua kalinya pertanyaan yang sama, dan jawaban Petrus juga sama. Akhirnya, agar Petrus tidak dipermalukan terus, maka Yesus bertanya kepadanya, “Apakah engkau PHILIA Aku?” Dan Petrus pun menjawab, “Ya Tuhan, aku PHILIA Engkau.” Selesailah wawancara dengan Pemimpin para Rasul. Yesus menerima Petrus apa adanya. Cinta Philia-nya pun cukup untuk sementara.

Petrus yang kita ketemu disini bukan lagi yang sombong, angkuh dan sok yakin ia lebih hebat dari kawan-kawannya, tetapi Petrus yang lebih bijak, rendah-hati dan sadar-diri. Intinya Petrus mau bilang kepada Yesus, “Aku mencintai-Mu, Tuhan. Tolonglah aku untuk lebih mencintai-Mu lagi.” Kita juga sungguh mencintai Tuhan. Tapi kita tahu juga bahwa itu hanyalah sebagian dari diri kita. Sebagian lagi adalah yang tidak mencintai Tuhan, yang menyangkal Tuhan, yang meninggalkan Tuhan. Pengalaman Petrus mengajak kita untuk mempersembahkan sisi kita yang negatif itu kepada Tuhan untuk disembuhkan. Kita juga bisa berdoa, “Aku mencintai-Mu, Tuhan. Tolonglah aku untuk lebih mencintai-Mu lagi.” (Romo Noel SDB)

Saturday, April 3, 2010

ROMBONGAN KE SURGA

HARI RAYA KEBANGKITAN KRISTUS Kis 10:34a.37-43 Kol 3:1-4 Yoh 20:1-9

Sebagai gembala umat, seorang Pastor Paroki mempunyai suatu tanggung-jawab berat: membawa setiap umatnya ke Surga! Ada seorang Pastor yang saking besar keinginannya untuk bertanggung-jawab, maka dia mempunyai kebiasaan untuk pergi ke tempat-tempat malam seperti nightclub untuk mencari domba-dombanya yang hilang. Pada suatu saat, dia masuk ke sebuah nightclub dan disitu ia menemukan tiga umatnya yang sedang duduk santai. Dia bertanya kepada yang pertama, “Apakah kamu mau ke Surga?” Orang itu langsung menjawab ya. Maka Pastor berkata, “Kamu pergi berdiri disana!” Kemudian ia bertanya hal yang sama kepada yang kedua. Juga orang itu menjawab ya, dan disuruh berdiri di samping temannya. Si Pastor datang kepada yang ketiga dan bertanya, “Apakah kamu mau ke Surga?” Orang itu menjawab, “Tidak.” “Apa?!” Pastor itu kaget dan juga bingung, “Kamu tidak mau ke Surga kalau nanti kamu mati?” “Oh, iya mau, nanti kalau saya mati!” jawab orang itu, “Abis saya pikir Romo sedang mau bikin rombongan untuk berangkat sekarang juga, hehe!”

Setiap Pastor Paroki mempunyai kerinduan untuk membawa umatnya ke Surga, tanpa satu orang pun ketinggalan. Dan “rombongan” itu dia berusaha bentuk bukan nanti atau tahun depan melainkan sekarang juga. Sebab Surga dan hidup kekal itu sudah mulai disini dan sekarang juga. Inilah Kabar Baik Kebangkitan Kristus!

Kristus telah bangkit dari kematian. Dia mengatakan kepada kita bahwa kebangkitan itu bukan suatu peristiwa yang jauh disana. Tidak. Yesus berkata, Akulah Kebangkitan dan Kehidupan. Dan Dia mengatakan juga, Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Berarti dengan hubungan yang pribadi dan personal dengan Yesus melalui doa dan Sakramen-sakramen maka kita sudah berpartisipasi dalam Kebangkitan-Nya! Paulus membicarakan hubungan yang seperti itu dengan kata-katanya, Kamu telah dibangkitkan bersama dengan Kristus.

Namun sungguh menyedihkan bahwa pada Hari Raya Paskah pun, tetaplah ada orang-orang yang belum bangkit dan masih tinggal dalam ”kuburan.” Orang-orang yang tenggelam dalam banyak masalah dan berbagai problema sehingga putus-asa. Orang-orang yang menderita sengsara oleh karena masalah politik, ekonomi, bencana alam dan macam-macam kekerasan sehingga tidak berpengharapan lagi. Belum lagi masalah keluarga dan pribadi... semuanya ini bisa membuat siapa saja merasa sedih dan kecewa!

Kristus telah bangkit dan kita telah dibangkitkan bersama dengan-Nya! Tidak ada Kabar Baik yang lebih baik daripada itu. Melalui doa dan Sakramen-sakramen, kita sungguh dapat bersatu dengan-Nya. Hidup-Nya dan Kebangkitan-Nya dapat kita nikmati sekarang juga. Yesus telah bangkit dari kematian. Dimana Dia berada sekarang, disitulah Dia ingin kita berada juga. Hidup kekal dan Surga itu mulai disini dan sekarang juga. Alleluia! (Romo Noel SDB)