Saturday, May 29, 2010

CAPAX DEI

HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

Saya barusan membunuh seekor nyamuk (hiks). Ini membuat saya berpikir tentang hubungan Tuhan Allah dan manusia. Sama seperti seekor nyamuk terhadap seorang manusia, demikian juga seorang manusia terhadap Tuhan Allah... hanya berbeda dalam hal kita ini sangat tergantung pada-Nya sebagai mahkluk ciptaan-Nya. Seekor nyamuk itu bisa hidup tanpa manusia, tapi tanpa Tuhan, kita ini bukan siapa-siapa dan tidak bisa apa-apa!

Namun Tuhan menaruh sesuatu pada diri kita yang tidak ada di dalam mahkluk lain. Santo Agustinus menyebutnya “capax Dei” – kapasitas untuk Tuhan. Di dalam Perjanjian Lama, Tuhan Allah melakukan sesuatu yang luarbiasa. Dia memberitahu Nama-Nya kepada Musa. Kita menerjemahkannya “TUHAN” dari aslinya Ibrani, “YAHWEH.” Banyak polemik tentang hal ini dari segi bahasa, teologi dan sebagainya, tapi yang jelas, Tuhan telah memberitahu nama-Nya!

Memang apa yang luarbiasa dalam hal itu? Nah kita biasanya mempunyai kebiasaan untuk memberi nama kepada binatang kesayangan kita, bukan? Tapi kita tidak pernah memberitahu nama kita kepada mereka! “Bosky” adalah Golden Retriever yang terkenal di Danau Sunter. Saya yang memberi namanya, dan selama sekitar delapan tahun kami bersama, saya telah memanggil namanya itu berkali-kali. Tapi tak pernah saya berkata kepadanya, “Bosky, nama saya Pastor Noel. Kamu bisa panggil saya PN, ok.” Hubungan kami tidak sampai seperti itu! Bukan karena saya tidak menyayangi Bosky, tapi tidak mungkin saya memberitahu kepadanya nama saya! Dia sama sekali tidak mempunyai kapasitas untuk menerimanya.

Lain kalau di antara kita dan Allah. Secara unik kita mempunyai kapasitas untuk Dia. Buktinya, Tuhan Allah memberitahu Nama-Nya kepada manusia. Kita tidak perlu belajar Teologi khusus atau bahasa Ibrani. Kita berkomunikasi dengan-Nya setiap saat kita memanggil Nama-Nya, “Ya Allah Bapa kami,” atau “Ya Yesusku,” atau “Ya Tuhan kami yang Mahabaik.” Kita sungguh-sungguh dapat menjalin suatu hubungan yang luarbiasa dengan Sang Pencipta. Tentu saja, seperti apa yang kita melihat di seluruh Kitab Suci, Tuhanlah yang selalu mengambil inisiatif untuk berhubungan dengan kita. Dia yang selalu duluan datang mengulurkan tangan-Nya kepada kita sehingga kita juga dapat datang kepada-Nya.

Yesus datang ke dunia ini supaya manusia mempunyai hidup dalam segala kelimpahan. Yesus melakukan itu dengan mengundang kita masuk dalam misteri dan hidup Tritunggal Mahakudus. Sebagai Allah Putera, Ia membawa kita kepada Allah Bapa bila kita bersatu dengan penderitaan dan sengsara-Nya dalam pengorbanan-Nya di Salib. Cinta Kasih di antara Yesus dan Bapa-Nya adalah Allah Roh Kudus. Hati dan hidup kita yang kering dan hampa itu Ia curahi dengan Roh Kudus agar kita dapat datang kepada Bapa.

Inilah hidup ilahi dan hubungan yang istimewa dengan Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus, yang disediakan bagi kita. Dan sebagai mahkluk kesayangan Tuhan, manusia diberi kapasitas untuk menerima Nama-Nya, yakni Diri-Nya Sendiri! “Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu!” Jadi setiap saat dalam hidup kita ini, atau kita sedang membuka diri dan mengambil Tangan Tuhan yang diulurkan kepada kita atau kita sedang mengundurkan diri dan makin jauh daripada-Nya! Tak ada status netral atau setengah-setengah. (Romo Noel SDB)

No comments:

Post a Comment