Saturday, September 25, 2010

BUKAN SOAL NASIB SIAL

MINGGU BIASA XXVI TH.C Amos 6:1, 4-7 1 Timotius 6:11-16 Lukas 16:19-31

Ada seorang yang saking yakinnya bahwa surga adalah tempatnya, setelah meninggal, dia langsung ngantre di depan pintu. Namun Santo Petrus memberitahunya bahwa namanya tidak tertulis di dalam Buku Kehidupan dan tempatnya adalah neraka. Langsung orang itu protes, “Masa? Ini tidak adil! Memangnya apa yang saya lakukan? Saya tidak melakukan apa-apa koq!” “Justru...” jawab Santo Petrus, “oleh karena itu kamu akan ke neraka!”

Seperti perumpamaan sebelumnya tentang bendahara yang tidak jujur, perumpamaan ini tentang Lazarus dan orang kaya juga cukup membingungkan. Kita pasti bertanya-tanya mengapa orang kaya itu harus dihukum dengan masuk neraka! Padahal dia kaya bukan karena korupsi atau kecurangan. Dia juga bukanlah penyebab kemiskinan dan keadaan Lazarus. Dia bukan orang penjahat atau perampok. Yang kita dengar dari ceritera adalah dia seorang yang menikmati makanan dan gaya hidup yang merupakan haknya sebagai orang yang kaya dan sukses! Mengapa dia masuk ke neraka?

Masalah yang kita hadapi mengenai alasan mengapa orang kaya ini mesti dihukum sampai masuk neraka sangat terpengaruh oleh pandangan kita mengenai dosa. Seringkali kita anggap dosa itu hanya dalam hal pikiran, perkataan dan perbuatan. Kita lupa bahwa kita juga bisa berbuat dosa dalam hal kelalaian. Bukankah itu yang kita akui tadi pada awal Misa ini? “Saya mengaku... bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian.” Perumpamaan ini merupakan peringatan yang keras bahwa dosa kelalaian itu dapat membawa kita ke neraka! Itulah pengalaman si orang kaya. Memang dia tidak melakukan apa-apa terhadap Lazarus. Tetapi juga dia tidak menolongnya. Dia gagal keluar dari kenyamanannya dan berbagi kelebihannya dengan seorang yang dalam kesulitan. Dosa kelalaiannya membawanya ke neraka.

Satu masalah lagi yang dapat kita hadapi adalah mengapa Lazarus masuk surga. Tidak ada kata-kata bahwa Lazarus ini “anak Tuhan” atau dia dikenal sebagai orang yang baik. Namun ada petunjuk. Di dalam Kitab Suci, nama-nama yang disebut seperti ini mempunyai makna yang menunjukkan karakter atau sifat seseorang. Sesungguhnya ini adalah satu-satunya perumpamaan Yesus dimana salah satu tokoh mempunyai nama. Berarti nama tersebut penting dalam menafsirkan perumpamaannya.

Nama “Lazarus” itu sama dengan nama dalam bahasa Ibrani “Eleazar” yang berarti “Tuhanlah Penolongku!” Berarti Yesus ingin menyampaikan bahwa Lazarus disini bukan saja seorang miskin dan kasihan, tetapi seorang miskin yang percaya dan sungguh mengandalkan Tuhan. Oleh karena itu setelah mati, ia lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham (Lukas 16:22). Dia masuk surga karena iman dan kepercayaannya akan Tuhan, bukan hanya gara-gara dia miskin! Jadi ini bukan soal pembalikan nasib setelah kematian: orang kaya akan jadi miskin dan orang miskin akan jadi kaya! Jelas ini bukanlah pesan dari perumpamaan Yesus. Orang kaya yang peka terhadap penderitaan dan sengsara di sekitarnya dan menggunakan hartanya untuk melayani Tuhan dan sesama akan diberkati di dalam hidup yang kekal. Tetapi orang miskin yang menghabiskan hidupnya dengan mengeluh terus dan penuh dengan iri-hati, dan tidak bisa percaya dan berharap pada Tuhan seperti Lazarus, bisa saja gagal masuk surga! (Romo Noel SDB)

No comments:

Post a Comment