Friday, November 18, 2011

XL VERSUS SIMPATI

Saya mendapatkan cerita ini dari internet. Katanya kisah ini dari sebuah Universitas di Jakarta tentang seorang gadis yang baru meninggal bulan lalu. Namanya Samara. Dia meninggal karena tertabrak truk. Samara punya seorang pacar namanya Ari. Keduanya saling menyayangi. Mereka selalu berteleponan. Kamu tidak akan pernah melihat Samara tanpa handphone nya. Sampai-sampai dia mengganti kartu XL-nya ke Simpati, agar mereka berdua berada di network yang sama dan mengirit pulsa serta selalu dapat signal yang kuat. Sebelum dia meninggal dia pernah beberapa kali berkata pada teman-temannya, ”Kalo gua meninggal tolong kuburkan gua sama handphone gua ya!” Dia juga sering mengatakan hal yang sama kepada orangtuanya.

Pada saat Samara meninggal tidak ada yang dapat mengangkat peti matinya. Banyak orang yang mencoba tapi tetap tidak bisa. Akhirnya mereka memanggil 'orang pintar'. Setelah beberapa menit melakukan ritualnya, orang pintar itu berkata, “Gadis ini kehilangan sesuatu disini.” Lalu teman-teman Samara berkata kepada orang pintar itu tentang keinginannya untuk dikubur dengan hapenya. Kemudian mereka membuka kembali peti matinya dan menaruh handphone yang masih ada sim-cardnya disitu. Setelah itu peti mati dapat diangkat dan dipindahkan ke mobil jenazah dengan mudah.

Keluarga Samara belum memberitahukan tentang kematian Samara kepada Ari. Setelah dua hari kematian Samara, Ari menelepon mama Samara dan berkata “Tante, saya akan pulang hari ini, tolong buatkan masakan yang enak untukku ya. Dan jangan katakan pada Samara bahwa aku akan datang, aku ingin membuat kejutan untuknya.” Mama Samara menjawab, “Datanglah dahulu, tante ingin memberi tahu sesuatu.” Setelah Ari datang, mereka memberitahukan tentang kematian Samara. Ari mengira mereka sedang bercanda, dia hanya tertawa dan berkata, “Jangan bercanda, bilang pada Samara untuk keluar, aku membawa sesuatu untuknya.” Akhirnya mereka membawa Ari ke kuburan Samara. Lalu Ari berkata, “Ini tidak mungkin. Kami baru ngobrol-ngobrol kemarin. Dia masih tetap menelepon.” Ari sangat terkejut. Tiba-tiba handphonenya berbunyi, “Lihat ini dari Samara, lihat ini...” Ari memperlihatkan hapenya ke keluarga Samara, dan mereka menyuruh Ari untuk menjawab. Ari menjawab telepon itu dengan memakai loudspeaker. Mereka semua mendengar pembicaraan itu dengan sangat jelas dan jernih, tidak ada gangguan apapun. Dan itu benar-benar suara Samara dan sangat tidak mungkin ada orang lain yang memakainya sebab sim-cardnya sudah dikubur bersamanya!

Mereka semua sangat terkejut dan memanggil 'orang pintar' untuk membantu mereka lagi. 'Orang pintar' itu membawa temannya untuk mencari jawaban atas keanehan ini, dan setelah bekerja selama lima jam, mereka menemukan jawabannya...

Simpati... memang jangkauan terluas dan kualitas terbaik!

Jika kamu merasa tertipu dengan ceritera ini, tenang saja, saya juga pernah mengalaminya! Jadi kita di dalam perahu yang sama. Tapi tujuan saya menceritakan lagi kisah ini bukanlah untuk mencari teman-teman yang sama-sama “dikerjain.” Kita masih di dalam suasana memperingati dan mendoakan sanak-keluarga kita yang sudah meninggal dunia. Di dalam Injil Matius 22:23-33, Yesus mempunyai ajaran yang cukup menarik tentang hidup kita nanti di surga. Waktu Dia ditanya orang-orang Saduki tentang bagaimana kelanjutan hidup seorang wanita yang pernah dinikahi tujuh pria yang bersaudara karena satu demi satu meninggal tanpa memberi keturunan, dan itu pun sesuai dengan perintah Musa, Yesus menjawab bahwa pertanyaan mereka itu konyol dan sungguh keliru. Kenapa? Sebab hidup di surga itu tidak bisa disamakan dengan hidup kita di dunia ini! Jawab Yesus kepada mereka: Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di surga.

Sebenarnya Yesus tidak mengatakan bahwa di dalam Kerajaan Allah nanti, orang tidak akan lagi mengenal pasangannya! Maksud-Nya adalah surga itu bukan sekedar kelanjutan kehidupan kita di dunia. Sekarang hubungan kita dengan satu sama lain itu dibatasi oleh waktu, hukum dan peraturan-peraturan manusiawi dan akhirnya kematian. Namun di dalam Kerajaan-Nya, tak ada batas lagi, dan hanya satu hal yang menjadi paling utama... Cinta. “Cinta abadi tak akan pernah mati,” kata sebuah lagu. Cinta sejati itulah yang menyempurnakan segalanya, baik hubungan orang-orang yang sudah menikmati hidup yang kekal maupun kita yang masih berziarah di dunia ini. Sesungguhnya Cinta sejati itulah yang membuat kita tetap bisa berhubungan dengan mereka yang sudah pergi duluan... dengan “signal” yang lebih baik daripada XL dan “jaringan” yang lebih luas daripada Simpati!

No comments:

Post a Comment