Sunday, September 4, 2011

EMANGNYA GUE PIKIRIN

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati seorang petani dan isterinya membuka sebuah bungkusan. Siapa tahu ada makanan? Tapi dia begitu terkejut, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Si tikus itu lari kembali ke rumah pertanian sambil menjerit memberi peringatan: "Awas, teman-teman... ada perangkap tikus di dalam rumah!”

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruk tanah, mengangkat kepalanya dan berkata, "Wah... sori ya, Mas Tikus, aku tahu ini memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku sih ngga ada masalahnya! Jadi jangan buat aku pusing." Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing, katanya, "Ada perangkap tikus di dalam rumah!” "Aduh, aku sungguh menyesal dengar khabar ini," si kambing menghibur dengan penuh simpati, "tapi tak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu sentiasa ada dalam doaku, oke!" Tikus kemudian berbelok menuju si lembu. "Oh... ada perangkap tikus... jadi aku dalam bahaya besar ya?!" kata lembu itu sambil ketawa. Jadi si tikus itu pergi merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian.

Malam itu juga terdengarlah suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang telah menangkap mangsanya! Isteri petani berlari pergi melihat apa yang terperangkap. Di dalam kegelapan dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu ternyata adalah seekor ular beracun. Ular itu sempat mematuk tangan isteri petani itu. Suaminya bergegas membawanya ke rumah sakit. Kemudian dia kembali ke rumah dengan demam. Dan karena memang biasanya minum sup ayam segar itu baik untuk orang yang sakit demam panas, maka petani itu pun mengambil goloknya dan pergilah dia ke belakang mencari sang ayam untuk dipotong! Namun penyakit isterinya berkelanjutan sehingga teman-teman dan tetangganya datang menjenguk, dan dari jam ke jam selalu ada saja para tamu. Petani itu pun menyembelih kambingnya untuk memberi makan kepada para tamu itu. Isteri petani itu tak kunjung sembuh. Akhirnya ia meninggal, jadi makin banyak lagi orang-orang yang datang untuk pemakamannya sehingga petani itu terpaksalah menyembelih lembunya agar dapat memberi makan para pelayat itu! Ternyata jika masing-masing hanya memikirkan diri sendiri, sebuah perangkap tikus dapat menyebabkan seluruh rumah pertanian ikut menanggung risikonya.

Kita ini adalah bangsa yg tidak mau repot, seperti dikatakan mantan Presiden kita Almarhum Gus Dur “Abdul Rahman Wahid,” segitu aja kok repot, kayak anak TK aja, emangnya gue pikirin. Mentalitas Bukan Urusanku adalah mentalitas manusia moderen yang makin canggih tapi individualistis, Live and let live. Kita pikir bahwa “hidup baik dan suci” itu berarti “menghindari perbuatan jahat.” Benar juga, tapi bukan hanya itu saja. Sebab kita bisa berdosa bukan hanya dengan perbuatan melainkan juga dengan kelalaian. Ingat Doa Tobat kita di awal Misa, “Saya mengaku... bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan KELALAIAN....” Kita berdosa apabila kita melalaikan suatu perbuatan baik yang sebenarnya kita bisa dan sempat! Misalnya kamu menyaksikan teman-kerja kamu sedang melakukan kecurangan dan kamu diam saja... kamu ikut berdosa. Kamu melihat teman-kelas kamu sedang nyontek, dan kamu tidak berbuat apa-apa... kamu ikut berdosa. Yang jelas, menyelamatkan sesama kita itu adalah tanggung-jawab kita... kita harus repot... kita harus pikirin-nya... itu urusan kita!

Makanya Yesus punya ajaran khusus tentang cara menegor seorang yang berbuat kesalahan. Itulah yang kita baru dengar di dalam Injil (Mat 18:15-29) dan didukung pesan dari Bacaan Pertama melalui pengalaman Nabi Yehezkiel (Yeh 33:7-9). Kita mempunyai tanggung-jawab terhadap sesama kita. Itu termasuk disiplin (discipline) kita sebagai pengikut (disciple) Kristus yang sejati. Tidaklah mudah menjadi pengikut Kristus. Berhadapan dengan kesalahan dan kejahatan, kita diharapkan untuk berani dan siap dianggap “beda” dan “ngga kompak” dengan yang lain! Jika kita dengan sengaja melalaikan kesempatan untuk menyelamatkan sesama yang dalam bahaya, berarti kita diam saja. Jangan sampai orang jahat jadi makin banyak gara-gara orang baik diam saja!

No comments:

Post a Comment